jadi,, internet di rumah kan sengaja di pasang di lappy (biar bs di kamar ortu) .
nah si lappy ini di bawa bapakku kerja selama 2 minggu..bayangkan 2 minggu dan itu berarti saya hrs vakum ngenet segitu.. OMG!!
huvv,,ya walaupun itu bkn lappy saya tp kan gmn gitu..2 minggu ga ngenet tu serasa begini kra2 emonya:..tak bisa dikata kata *halah* hha
huvv,, yo wess lah..
btw,, abis main lagi dari arashindo hha
temen forumku namanya Lee.. buat fanfic gitchuww hha
dan disitu tokohnya ada saya lhooo
fanfic nya ini jelas dong tentang Arashi hho
seneng gilaa lah soalnya di situ aku jd pacarnya aiba
waa, makasih lee, semoga bisa jadi kenyataan. *wooo*
baca ya!! bagus lhoo hhe
pengarang : lee
judul : my darling is everything
tipe : anak skolahan
objek : arashi, trus makasi banyak buat sakumo, lelepi, yunisa, nieca, sama die pon,,, maap ya lee pake namanya...hheehe
1-Facem_15.gif
itadakimashuu,,
Chapt 1#
Introduction
Ada sebuah sekolah yang terkenal dengan murid – murid yang elit serta guru – guru yang sangat profesional, Sakura High School. Sekolah itu memisahkan antara murid laki – laki dan perempuan pada dua gedung. Meskipun pada saat pembelajaran mereka terpisah, tetapi mereka masih bisa bertemu satu sama lain.
-------
Sesosok kaki kecil berlari lari di lorong,nafasnya tersengal sengal,,melihata mimik wajahnya, sepertinya dia sedang mengejar sesuatu yg sangat dia benci,,
Brakkk!!
Pintu kelas dibanting olehnya,,guru yg sedang mengajar di dalam kelas itu pun dikagetkannya,,,tidak dipungkiri lagi murid2 yg sedang diajar juga hampir jungkir balik terkaget dibuatnya.
“Ohno chaaaann!!!!!Sini!!!”, teriaknya kesal.
“H-h-h-haii itoshii,,”,jawab Ohno terbata di kursi belajarnya.
“Gw maunya sosis bentuk pinguin!!!bukan guritaaaa!!!”,bentak cewe itu yg ternyata kekasih Ohno, Sakumo. Sakumo protes akan bento yg dibuatkan Ohno untuknya.
“Anoo,maaf,,,kita sedang ada pelajaran,,tolong keluar dulu…”,kata guru tadi sambil membetulkan letak kacamatanya yg sampai merosot karena kaget.
Kriiiiing………………
“Udah istirahat tu,Pak!”, jawab Sakumo cuek.
“Gimana nih, Saku chan. Besok deh ya gw bikinin yg bentuk pinguin ya..yg banyak juga boleh..”
“Akh!!tauk ah!!gw udah bete,,ga mau makan!!”,Sakumo memberikan bungkusan bento itu ke tangan Ohno.
“Yaaah,,jangan gitu dong,,,disuapin deh,,ya ya?? Saku chan harus makan,kalo gak, maag nya nanti kambuh loh..”
“Ugh!!”,Sakumo pergi kembali ke kelasnya. Setelah sosok Sakumo hilang di belokan, Ohno bergumam kepada dirinya sendiri,
“Fuuhh,,Besok gw bawa cadangan deh,bentuk pinguin,bebek,gurita,cacing,beruang,,,biar ga protes lagi dia..”,Ohno pergi sambil membawa kotak bekal yg masih terbungkus lucu itu.
Ohno,ketua osis sekolah itu, yang orang tuanya adalah pemilik sekolah itu,,tidak heran semua orang yg ada di sekolah itu segan dengannya,,kecuali kekasihnya,Sakumo. Sakumo sungguh wanita yg tegas. Orang tua Sakumo pemilik pabrik berlian terbesar kedua di dunia internasional. Sakumo sendiri adalah seorang karateka ban hitam. Begitu banyak penghargaan yang ia dapat dari cabang olahraga ini.
“Yak!inilah pemain unggulan basket sekolah kita!! Masaki Aibaaaa…”,Gegap gempita di gedung olahraga.
Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (sorak sorai cewek2 yg nonton)
Pertandingan antara Sakura dan sekolah tetangga berakhir dengan kemenangan di tangan Sakura, tampaknya Aiba menjadi bintang lapangan di sana.
“Arigatou2,,”, Aiba sambil berlalu melewati gerbang,tapi wanita2 yg menontonnya sudah menutup jalannya dan sibuk mengambil foto dengannya, tidak sedikit juga yg memberi hadiah padanya. Aiba tampak senang dikelilingi wanita2 seperti itu,,tiba2 sepasang mata melihat ke arahnya dengan tajam dari kejauhan,,
“Yabai!!! Yuni chan!!!”,kata Aiba dalam hati melihat kekasihnya cemberut.
“Aa!! Gomen2!”,Aiba langsung mengembalikan kado2 yg ditrimanya kepada wanita2 itu sambil ketakutan, dia pun berlari menghampiri kekasihnya, Yunisa.
“Alow, udah lama nunggu ya??”,tanya Aiba sok polos.
Yunisa tanpa menjawab melipat tangannya di dada dan beranjak pergi.
“Please Yuni chan,,jangan ngambek gitu dong,,ayo senyum Yuni chaaan,,mana cantiknya???,,dong dong dong”, sambil menunjuk2 pipi Yunisa.
“Ugh!”, Yunisa menepis tangan Aiba.
“Yah,,,maaf deh Yuni chan,,,tadi rame banget,,gw aja mpe bingung gimana cara nolak semua apa yg mereka coba kasih ke gw”,kata Aiba.
“Halah!! Gw tadi liat kok lu sempet nyomotin juga kado yg mereka kasih.. Ambil aja sana,,gw mank ga mampu bikin kue2 seenak mereka, sweater sebagus mereka!!”
“Gw ga minta Yuni chan bikinin kue ma sweater kok..”
“Iya,,karena gw ga bisa apa2 itu makanya lu ga pernah minta gw bikinin kue ato sweater!! Sori ya,,gw mank ga bisa apa2!!!”, Yunisa berlari pergi meninggalkan Aiba.
“fuuh,,,ngambek lagi Yuni chan”, Aiba berjalan menyusuri lorong sambil menunduk kembali ke lapangan.
Aiba adalah seorang anak atlit renang yg terkenal, tidak heran di sekolah itu dia juga unggul di bidang olahraga, dia unggul di bidang basket. Sedangkan Yunisa adalah seorang putri novelis yg sedang naik daun,,yunisa anak yg pintar di sekolah itu.
Acara pentas seni hari itu diikuti oleh murid2 sekolah elit itu dengan sangat antusias,,apalagi mereka sangat menantikan band yang bahkan sudah ternama di kota itu. Di panggung itu, penonton sangat menanti acara puncak, akhirnya setelah beberapa lama MC pun membawa mereka ke acara yg dinantikan.
“Oke!! Sekarang kita tampilkan Bug Band!!!!”
*sorak sorai penonton*
“Yup! Mula2 lagu yg akan kami persembahkan adalah mars sekolah kita………”,kata Jun sang vokalis sambil menyetel gitar listriknya.
Lagu mars pun dinyanyikan, seluruh murid menyanyikan dengan penuh semangat bahkan ada yg seperti mendengar lagu rock yg sangat asik. Setelah mars selesai, band itu melanjutkan dengan lagu andalan mereka.
Ketika Jun bernyanyi dia menunjuk salah seorang penonton dengan maksud lirik yg dinyanyikan nya adalah untuk penonton itu. Tapi sayangnya lirik : “Kotoba wa iranai yo, Kimi ga saigo no kissu itsumademo” (any word is unneccesary, forever my last kiss will be for you) bukan membuat orang itu senang, tapi dia malah pergi dengan muka yg cemberut, dia adalah kekasih Jun, Nieca. Alhasil Jun panik dibuatnya, dia beberapa kali salah menyanyikan lirik lagu itu.
Penampilan Bug Band hari itu penuh cobaan, dari mic Jun yg terjatuh ke arah penonton sampai penonton itu cedera, gitar Jun yg fals, lirik yg dinyanyikan Jun salah, Jun yg lupa kunci gitar, dan masih banyak lagi yg sepertinya semuanya disebabkan oleh Jun. Personil band yg lain pun sempir berpikir untuk bubar dan meniti karir masing2,,, tapi pikiran itu segera lenyap menyadari mereka masih sebatas band sekolah.
Setelah penampilan Bug Band selesai, Jun segera berlari mencari Nieca ke Kantin. Jun tau bahwa kekasihnya itu akan pergi ke kantin jika sedang kesal. Benar saja, Nieca sedang duduk ditemani 2 mangkuk bubur kacang hijau. Jun berjalan perlahan mendekati Nieca dari belakang, sementara Nieca dengan lahapnya meraup bubur itu ke mulutnya. Jun menarik kursi di sebelah Nieca, ia pun duduk melipat tangan di meja dan memandangi Nieca dengan penuh rasa sayang.
“Nieca chan… “, ucap Jun lembut.
Nieca chan membalas tatapan Jun, mereka berdua terdiam sesaat. Tiba2 Nieca membentak,
“Lu gimana sih udah gw kasih tau!!”
“Ta-ta-ta-tapi gw pan udah nurutin apa yg Nieca chan mau,, mempersembahkan lagu baru Bug Band buat Nieca chan…”, ucap Jun yg wajahnya tiba2 jadi parno.
“Gw maunya gak gituuuuu…, harusnya sebelum nyanyiin lagu itu Jun kun bilangnya,,,’saya akan mempersembahkan sebuah lagu untuk kekasih saya yg tiada duanya di dunia ini’, baru JREEENG, gitu!!!Kalo kayak tadi kan ga ada yg tau kalo lu bener2 sayang ma gw,,,gw pengen semuanya tau kalo gw pacar Jun kun yg paling lu sayang…”, ucap Nieca sewot, dia pun kembali melahap buburnya.
“Yah, sama aja kali, gw kan…”
“BEDA!!”, Nieca menaruh uang di meja untuk buburnya dan pergi meninggalkan Jun di situ.
“Haduuuh,,,gw,,gw,,haaahh…”,Jun menghela nafas, setelah itu dia pun memesan bubur kacang hijau.
Jun, anak dari pasangan selebritis terkenal yg tidak pernah jauh dari gosip, dia seorang vokalis suatu band yg sangat dikagumi orang2. Orang tua Nieca mempunyai restoran Perancis yg terkenal di kota itu, Nieca gemar memasak dan berwisata kuliner..
Suasana di kelas unggulan itu begitu sunyi, semua anak sibuk memecahkan sebuah soal fisika yang diberikan gurunya. Tiba2 sebuah tangan kecil mengacung untuk minta ijin menjawab di depan.
“Ya, Kazunari, silahkan kerjakan di depan!”
Kazunari mengerjakan soal itu begitu cepatnya hingga membuat beberapa murid tidak tahan melihatnya dan minta ijin ke kamar kecil. Tigaperempat papan tulis itu penuh dengan penyelesaian darinya, setelah selesai Kazunari kembali duduk sambil membetulkan letak kacamatanya.
“Ya, bagi yang ingin membetulkan silahkan lihat jawaban Kazunari saja.”,setelah berkata seperti itu, guru tersebut pergi keluar perihal sudah waktunya istirahat (sebenarnya waktu istirahat juga sudah tersita 10menit untuk Kazunari menyelesaikan soal tadi). Setelah melepas kacamatanya, dia mengeluarkan kotak bentonya. Tiba2 ketika suapan pertama itu hendak menjelajahi rongga mulut Kazunari,
“Kazunari!! Cewe lu nih!”
“Oh, tunggu sebentar gw habisin makanan gw dulu, Lele chan!”
Setelah beberapa lama, akhirnya Kazunari keluar menghampiri Lele yg sudah terduduk di lantai menunggu Kazunari.
“Lama banget makan nya!”, ucap Lele kekasihnya itu yg sudah jenuh menunggu. Di tangannya terdapat buku pr matematika dan pensil yg siap gores.
“Maaf Lele chaan,, gw harus habisin makanan gw dulu.”
“Ya udah, langsung ke atap aja kita..”
Kazunari tau, Lele datang untuk dibantu tugas matematikanya. Tau akan menghabiskan waktu lama, maka dia menghabiskan bentonya terlebih dahulu. Setelah sampai di atap Lele segera mengajukan perrtanyaan yang bertubi2. Tapi melihat ekspresi Lele, dia tampak tidak bisa mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh Kazunari.
“Iiiih,, ga ngerti gw…”
“Yg mana?”
“Semua.”
“Loh?”
“Kazu chan kalo ngejelasin ke orang lain bisa ngerti kenapa ke gw engga sih?? Apalagi ke Misoko chan yg sekelas sama gw, gara2 diajarin Kazu chan dia bisa dapet A di ulangan kimia kemaren..kok Kazu chan ngejelasin cewe nya sendiri ga bisa sih??”, protes Lele.
“Coba deh lebih sabar, pasti ngerti..”
“Ah, kayaknya cara ngajar Kazu beda deh, ke cewe lain bisa ke gw engga. Udah deh, mending tanya temen sekelas aja!”, Lele beranjak pergi meninggalkan Kazunari yg masih memegang pensil di atap itu.
“Gw salah lagi, ya??”
Kazunari adalah anak dari pasangan dosen di universitas terkenal di kota itu. Kazunari pun anak terpintar di sekolah itu. Sedangkan Lele adalah anak pengusaha parfum termahal di dunis bisnis internasional. Lele anak pesolek yang modis, dia pun menjadi panutan anak2 perempuan di sekolahnya dalam berpakaian.
Pagi itu pertemuan seluruh murid di aula untuk memberikan penghargaan bagi Sho yg juara lomba melukis internasional. Lukisannya dibeli oleh seorang jutawan dengan harga yg jauh lebih tinggi dari yg tinggi.
“Dengan ini saya serahkan piagam penghargaan kepada Sakurai Sho atas usaha kerasnya.”, sang kepala sekolah menyerahkan tropi dan map kepada Sho.Para murid bertepuk tangan.
“Ya, saya bersyukur kepada Tuhan yg pasti, orang tua, bapak ibu guru, teman2, dan Die chan, yg selalu mendukung saya untuk terus berjuang.”, sambutan dari Sakurai sembari menatap kekasihnya di kursi murid.
Akhirnya pertemuan di aula itu selesai, semua guru menyalami Sho serta berfoto bersamanya. Die telah menunggunya di gerbang aula. Setelah beberapa lama, Sho keluar dengan buket bunga besar di tangan kanannya dan tropi tadi di tangan kirinya.
“Wah,tuan selamat ya..”,sambut Die dengan senyum manisnya.
“Haii, arigatou gozaimasu..Um,,habis ni tuan putri mau kemana nih?? Tuan pemenang mau nraktir ceweknya boleh kan??”, tawar Sho sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah Die, Die membalas tawaran itu dengan memegang tangan Sho.
*Loh?Buket bunganya ditaro mana ya??duh,,,yah pokoknya pegangan tangan aja deh mereka*
“Um,,, Steak?”
“Oke!! Pergi ke mobil…”
Setelah beberapa saat mereka sampai di tempat yang dituju,
“Loh?? Kok Bunny Resto sih??? Ah,,, Sho chan, mau ke Expen Meat Resto ajaaa….”, rengek Die. Sho pun tampak kelabakan dengan restoran rekomendasi Die yang terkenal sangat mahal itu.
“Um,,aduh,,Die chan,,sekarang ini dulu ya… Nanti kapan2 baru ke Expen”, Sho membujuk.
“Aduuh,,,tapi daging di sini tuh murah!! Kalo makan yang ga enak gini mending ga usah deh,,katanya mau nraktir,,lagi banyak uang kan Sho chan???”
“Iya, banyak sih banyak… tapi kayaknya bakalan habis besok buat bayar kreditan motor yang nunggak satu setengah taun,, kreditan rumah yang belum lunas,, SPP, utang ke temen2, utang ke mamah,…”, Sho tampak memotong kata – katanya, tiba2 Die menimpali.
“Oh iya!! Utang ke gw juga kan??!!!”, tuduh Die.
“Sial, dia inget lagi!!”, jerit suara hati Sho,” Gw tuh ada uang musiman sayang, kalo lukisan gw berhasil kejual aja..”, lanjut Sho. Die tampak cemberut dan melipat tangannya.
“Haah,, jadi gimana nih? Makan? “, tanya Sho dengan suara lembut sambil memegang wajah Die dan mengarahkannya ke wajah Sho. Sepertinya hati Die melunak,, Die tersenyum.
“Oke! Kita makan, Cuma jangan di sini. Gw mau di Expen Meat Resto.”
“Hah!? Tapi..”
“Eits!”, cegah Die sambil menaruh telunjuknya di bibir Sho,” Taro aja biaya makan malem ni di catetan utang lu ma gw ya, sayang.. Kan malem spesial ni, dinner nya juga harus spesial dong ngerayain kemenangan Sho chan.”, Die tersenyum menang.
“Hahhhh…”, Sho menghela nafas,” Ya udah deh,,”, lalu Sho menginjak gas mobil dan pergi ke tempat yang dimaksud.
Sho seorang seniman yang terkenal, juga seorang peng-utang yang terkenal di sekolah itu. Meskipun orang tua Sho hanya bekerja di pabrik cat lukis sebagai tukang bungkusnya, Sho bisa bersekolah di Sakura High School, itu berkat usaha Sho sendiri dengan menjual lukisannya. Die kekasihnya adalah anak dari kepala sekolah Sakura High School, Die mau menjadi kekasih Sho bukan karena materi sebenarnya, tapi karena Die benar2 sayang pada Sho. Tapi sifat matre Die tidak bisa ditutupi ketika Sho mendapatkan banyak uang.
Chapt 2#
Dance Competition
Di atap sekolah itu, seperti biasa Ohno, Nino, Jun, Sho dan Aiba berkumpul saat istirahat.
“Haduh,,ahir2 ni pinggang gw ngilu2 gitu napa ya??”, ucap Sho sambil menepuk nepuk pinggangnya.
“Hhahaha, lu kerajinan jadi sopir Die chan kali…”, kata Nino.
“Enak aja! Mobil jg mobil gw, kok gw dibilang sopir dia..”, bantah Sho.
“Ah,, gitu2 juga kalo Die chan udah berkata lu nurut juga. ‘ Sho chan, Mall!’ ‘Sho chan, pulang!’ “, ucap Nino sambil meniru gaya Die.
“Gw kalo ngomong ga gitu2 amat ya…..”, ucap Die sambil bertolak pinggang yang ternyata ada di belakang mereka dari tadi, Sakumo, Lele, Yunisa dan Nieca ada di belakangnya. Nino kaget lalu menunduk berpura pura mengerjakan soal dengan wajah ketakutan.
“Oh! Ada apa, Die chan??”, tanya Jun.
“Ini nih, gw dapet brosur ini tadi pagi,,kita para cewek udah diskusiin ini dan hasil diskusinya……………… kita semua harus ikut!!!”, kata Die sambil tersenyum menatap teman2nya. Jun mengambil brosur itu. Di sana tertulis kompetisi dansa yang diadakan oleh sekolah 2 minggu lagi, dan bagi pemenangnya akan menjadi ratu dan raja dansa sampai kompetisi selanjutnya.
“Oh, itu… gw jadi yg ngedekor panggung tuh,, jadi gw…”, Ohno menatap Sakumo yang memelototinya,”Gw… gw tentu aja ikut kompetisi ntu habis selesai ngedekor!!!! hhhahaha..ha………..”, Ohno tertawa miris.
“Oke! Kita latian masing2, nanti kita tanding ya temen2….”, kata Nieca senang.
Mulai hari itu, mereka semua mulai giat berlatih. Sho dan Die sedang latihan di aula, ketika sedang berlatih Sho baru teringat akan pinggangnya. Sakitnya makin menjadi ketika dia melakukan step dansa yang harus mengangkat Die tinggi2,
“Aaa!!!”, Sho menurunkan Die lalu memegang pinggangnya sambil meringis,,
“Kenapa?”, tanya Die.
“Pinggang,, pinggang,,,pinggaaaaanggg!!”, Sho tidak sanggup berkata kata.
“Kenapa pinggang lu??”,tanya Die merangkul Sho, khawatir.
“Ga tau nih, ahir2 ni ngilu2 gitu…”, Sho tetap meringis.
“Hah?! Waduh,,, ya udah,, nanti gw bilang ke nenek, dia ahli pijet tuh, lu harus rutin pijet ya,,dan harus udah sehat seminggu sebelum kompetisi…”
“Areeee???!!!! Kalo belom sembuh??”
“Pokoknya harus,, gw yakin kok nenek bisa nyembuhin lu bahkan hanya dalam 3 hari…”
Sho khawatir model pengobatan apa yg diberikan oleh nenek Die, dalam pikiran, Sho dia sudah membayangkan berbagai macam penindasan terhadap dia dalam penyembuhan pinggangnya.
“Oke??!!!”, tanya Die yang unsurnya memaksa.
“Ya,ya,,,,ya dicoba deh…”, Sho tidak sanggup menolak Die yang sudah memegang kuat pergelangan tangan Sho, Sho takut cewek melemparnya jika Sho menolak permintaan Die. Sho pun berencana akan pergi ke kuil sebelum ke rumah Die, meminta perlindungan agar nyawanya selamat selama penyembuhan.
“ Ya udah, ke rumah yuk!”, ajak Die.
“Die chan,, sebelumnya gw minta maaf ya kalo ada salah….”, ucap Sho lunglai, lalu pergi mendahului Die yang heran akan kata2 Sho.
“Haa??”
Sementara, di taman belakang sekolah, tampak Ohno dan Sakumo juga sedang berlatih. Mereka tampak serius. Serius. Serius. Serius.
“Auww!!”
“AAAAA!!! Gomen Saku chan, gw salah step lagi!!!”, teriak Ohno yang tidak sengaja telah menginjak kaki Sakumo.
“Aduh,,,kalo gini caranya, jadi pesimis ikut kompetisi nih…..”, terdengar suara Sakumo parau,,ia terduduk di rerumputan dan menunduk. Ohno merasa bersalah, ia pun duduk di depan Sakumo.
“Segitu pengen nya ya ikut kompetisi ini?”, tanya Ohno lembut. Sakumo mengangguk pelan. Ohno pun tampak berpikir sejenak, lalu ia meraih tangan Sakumo.
“Maaf ya, Sayang. Coba lagi yuk!! Gw coba apalin lagi stepnya…”, kata Ohno sambil mengangkat Sakumo berdiri.
Ohno menaruh tangan kiri Sakumo di pundaknya lalu menaruh tangan kanannya ke pinggang Sakumo, tangan kiri Ohno pun meraih tangan kanan Sakumo dan mereka mulai latihan lagi dari awal.
“Habis ini, tatap lawan dansa masing2…Saku chan??”, Ohno melihat Sakumo tetap menunduk daritadi. Tangan kiri Ohno pun memegang dagu Sakumo dan mengangkat wajahnya. Tampak mata Sakumo berkaca – kaca, Ohno pun menghapus air mata Sakumo di ujung matanya lalu memegang tangan Sakumo lagi.
“Waratte…”, ucap Ohno sambil tersenyum kepada Sakumo. Sakumo tampak malu2, lalu akhirnya pun ia tersenyum.
“Naah,,, sip! Ayo kita mulai lagi!!”, Ohno semangat 45.
“Habis ini lu harus beliin gw plester yang banyak loh…”, Sakumo tampak merujuk.
“Hah? Buat?”, Ohno heran.
“Lu ga tau apa, berapa luka yang udah lu buat ke jari2 kaki gw yang udah lu injek??!!”, Sakumo tampak marah.
“AA!! Gomen… Iya2, ntar gw beliin…”
Keesokan harinya, Ohno dkk sudah berkumpul di atap pada jam istirahat seperti biasa. Mereka tampak kelelahan seperti telah melewati medan perang.
“Gimana latian kalian??”, tanya Jun memecah suasana yang tadinya sungguh suram.
“Gw malah dapet pijet dulu sebelom latian, gw kira bakal gimana taunya enak juga,,hhhahaha..”, ucap Sho yang salah perkiraan tentang pengobatan pinggangnya.
“Kanan,,, kanan,,depan,,,kanan,,kiri,,,belakang,,kiri,,kiri,,”, Ohno tampak sedang frustasi menghapalkan step dansanya. Teman2 nya tampak miris melihat Ohno seperti itu. Akhirnya mereka mengobrol sendiri takut mengganggu Ohno yang sedang menghapalkan step.
“Gw juga mikirnya bakal gampang, tapi step dansa yang dikasih Yunisa susah banget,,jadi gw rekomendasiin dansa cha cha aja yang gw tau,,setelah ngebujuk dia ampe gw babak belur, untung dia mau juga..fuuh…”, keluh Aiba.
“Lu masih mending ada yg step dansa yg tau,,gw blank banget soal dansa!! Yang gw tau megang mic ma nyanyi. Untung Nieca mau sabar ngelatih gw yang Cuma bisa nge genjreng gitar ni…”, curhat Jun.
“Tumben dia sabar ngelatih lu, Jun.. Kalo Lele chan ma gw kolaborasi gerakan, jadi dia ada gerakan apa ma gw di klop-in gitu..”, ucap Nino yg tidak mau kalah.
“Wah,,ga sabar nih pas kompetisi,,jadi antusias juga gara2 Yunisa..”, ucap Aiba.
“Iya2, gw juga jadi semangat ngikutin ni kompetisi..”, Nino berkata sambil mengepalkan tangannya dan meninju ke udara.
“AAAAAAAAAAAAA???!!!!!!!!!!!!!!! Yabai!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Habis kanan apaan nih???!!!!! AAARGHH!!!!!!”, Ohno berteriak teriak sambil berguling guling memegang kepalanya. Teman temannya otomatis kaget, mereka menjauh parno melihat Ohno yang seperti orang kesurupan itu.
“Sabar sabar Ohno san,,, kiri kali kiri..”, kata Jun mencoba membantu yang padahal ga tau apa2 soal step dansa Ohno dengan Sakumo.
“Bukaaaan….. tadi udah kirinya…!!!! Haaah!!! Yabai!!!! Yabaaaaiii!!! Kalo gw lupa ntar Sakumo nangis lagi, ntar Sakumo Keinjek lagi ma gw, ntar gw beli plester mahal lagi, ntar jari kaki Sakumo satu2 luka gara2 gw!!! Ntar,,ntar,,,”, Ohno masih seperti orang gila.
“Kayaknya ada satu orang yang harus terapi nih…”, kata Sho dengan tatapan iba melihat Ohno.
“Coba dipraktekin, jangan Cuma diapalin aja…”, usul Jun.
“Hah??!! Bener2..”, Ohno kembali waras.
“Ya udah,, ayo coba…anggep gw Saku chan ya??”, tawar Aiba. Setelah mencoba, Ohno tampak mengerutkan dahinya.
“Nande, Ohno san?”, tanya Aiba.
“Terlalu…terlalu tinggi,, ga nge-feel jadinya…gomen na Aiba chan..”, kata Ohno.
“Yaaaah,,, masalah ini doang…”, teman2 nya menimpali..
“Kalo gw gimana?”, tawar Nino. Ohno menatap Nino, lalu ohno pergi ke hadapan Nino dan sujud mengulurkan tangan kanan nya.
“Let’s dance,,”, tawar Ohno sambil menyunggingkan senyum.
“Gyaaaaaahhh………..”, teman2nya tidak sanggup melihat hal yang kimochi warui itu.
Syukurlah, dengan dibantu Nino, Ohno bisa mengingat step dansanya, dengan Nino saja bisa, Ohno yakin apalagi dengan Sakumo.
Akhirnya tibalah hari kompetisi, ternyata banyak murid yang mengikuti kompetisi ini. Mereka semua menampilkan tarian mereka yang terbaik. Tidak terkecuali mereka berlima. Syukur pula Sho sudah sembuh dari sakit pinggangnya, sehingga ia tampil begitu sempurna dengan Die di sisinya. Meski begitu pada akhirnya, tidak ada satu pun dari mereka berlima yang memenangkan kompetisi itu.
“Yah, ga papa, udah bersyukur kalian semua mau nurutin kita ikut kompetisi ini, untuk semua usaha kalian pas latihan, makasih ya…”, kata Nieca sambil menundukkan kepala.
“Makasih..”, diikuti oleh teman2 Nieca.
“Oh, makasih juga ya mau ngajarin kita step dansa dengan sabar sampe kita masing2 bisa…”, kata Jun mewakili teman2nya, ia pun menundukkan kepala diikuti teman2nya.
“Oke!!! Untuk ngerayain nya, kita makan steak ditraktir Sho chaaaann…”, teriak Die.
“Yeayy!!!!”, sorak mereka semua.
“Hah??!! Ngerayain apaan,, kita menang aja engga,,”, bantah Sho.
“Emang harus menang ya,, kita ngerayain kerja keras kita selama 2 minggu… lagian lukisan lu ada yang baru kejual kan kemaren??”, tuduh Die.
“Bunny Resto??”, tawar Sho.
“Lagi???”
source
judul : my darling is everything
tipe : anak skolahan
objek : arashi, trus makasi banyak buat sakumo, lelepi, yunisa, nieca, sama die pon,,, maap ya lee pake namanya...hheehe
1-Facem_15.gif
itadakimashuu,,
Chapt 1#
Introduction
Ada sebuah sekolah yang terkenal dengan murid – murid yang elit serta guru – guru yang sangat profesional, Sakura High School. Sekolah itu memisahkan antara murid laki – laki dan perempuan pada dua gedung. Meskipun pada saat pembelajaran mereka terpisah, tetapi mereka masih bisa bertemu satu sama lain.
-------
Sesosok kaki kecil berlari lari di lorong,nafasnya tersengal sengal,,melihata mimik wajahnya, sepertinya dia sedang mengejar sesuatu yg sangat dia benci,,
Brakkk!!
Pintu kelas dibanting olehnya,,guru yg sedang mengajar di dalam kelas itu pun dikagetkannya,,,tidak dipungkiri lagi murid2 yg sedang diajar juga hampir jungkir balik terkaget dibuatnya.
“Ohno chaaaann!!!!!Sini!!!”, teriaknya kesal.
“H-h-h-haii itoshii,,”,jawab Ohno terbata di kursi belajarnya.
“Gw maunya sosis bentuk pinguin!!!bukan guritaaaa!!!”,bentak cewe itu yg ternyata kekasih Ohno, Sakumo. Sakumo protes akan bento yg dibuatkan Ohno untuknya.
“Anoo,maaf,,,kita sedang ada pelajaran,,tolong keluar dulu…”,kata guru tadi sambil membetulkan letak kacamatanya yg sampai merosot karena kaget.
Kriiiiing………………
“Udah istirahat tu,Pak!”, jawab Sakumo cuek.
“Gimana nih, Saku chan. Besok deh ya gw bikinin yg bentuk pinguin ya..yg banyak juga boleh..”
“Akh!!tauk ah!!gw udah bete,,ga mau makan!!”,Sakumo memberikan bungkusan bento itu ke tangan Ohno.
“Yaaah,,jangan gitu dong,,,disuapin deh,,ya ya?? Saku chan harus makan,kalo gak, maag nya nanti kambuh loh..”
“Ugh!!”,Sakumo pergi kembali ke kelasnya. Setelah sosok Sakumo hilang di belokan, Ohno bergumam kepada dirinya sendiri,
“Fuuhh,,Besok gw bawa cadangan deh,bentuk pinguin,bebek,gurita,cacing,beruang,,,biar ga protes lagi dia..”,Ohno pergi sambil membawa kotak bekal yg masih terbungkus lucu itu.
Ohno,ketua osis sekolah itu, yang orang tuanya adalah pemilik sekolah itu,,tidak heran semua orang yg ada di sekolah itu segan dengannya,,kecuali kekasihnya,Sakumo. Sakumo sungguh wanita yg tegas. Orang tua Sakumo pemilik pabrik berlian terbesar kedua di dunia internasional. Sakumo sendiri adalah seorang karateka ban hitam. Begitu banyak penghargaan yang ia dapat dari cabang olahraga ini.
“Yak!inilah pemain unggulan basket sekolah kita!! Masaki Aibaaaa…”,Gegap gempita di gedung olahraga.
Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (sorak sorai cewek2 yg nonton)
Pertandingan antara Sakura dan sekolah tetangga berakhir dengan kemenangan di tangan Sakura, tampaknya Aiba menjadi bintang lapangan di sana.
“Arigatou2,,”, Aiba sambil berlalu melewati gerbang,tapi wanita2 yg menontonnya sudah menutup jalannya dan sibuk mengambil foto dengannya, tidak sedikit juga yg memberi hadiah padanya. Aiba tampak senang dikelilingi wanita2 seperti itu,,tiba2 sepasang mata melihat ke arahnya dengan tajam dari kejauhan,,
“Yabai!!! Yuni chan!!!”,kata Aiba dalam hati melihat kekasihnya cemberut.
“Aa!! Gomen2!”,Aiba langsung mengembalikan kado2 yg ditrimanya kepada wanita2 itu sambil ketakutan, dia pun berlari menghampiri kekasihnya, Yunisa.
“Alow, udah lama nunggu ya??”,tanya Aiba sok polos.
Yunisa tanpa menjawab melipat tangannya di dada dan beranjak pergi.
“Please Yuni chan,,jangan ngambek gitu dong,,ayo senyum Yuni chaaan,,mana cantiknya???,,dong dong dong”, sambil menunjuk2 pipi Yunisa.
“Ugh!”, Yunisa menepis tangan Aiba.
“Yah,,,maaf deh Yuni chan,,,tadi rame banget,,gw aja mpe bingung gimana cara nolak semua apa yg mereka coba kasih ke gw”,kata Aiba.
“Halah!! Gw tadi liat kok lu sempet nyomotin juga kado yg mereka kasih.. Ambil aja sana,,gw mank ga mampu bikin kue2 seenak mereka, sweater sebagus mereka!!”
“Gw ga minta Yuni chan bikinin kue ma sweater kok..”
“Iya,,karena gw ga bisa apa2 itu makanya lu ga pernah minta gw bikinin kue ato sweater!! Sori ya,,gw mank ga bisa apa2!!!”, Yunisa berlari pergi meninggalkan Aiba.
“fuuh,,,ngambek lagi Yuni chan”, Aiba berjalan menyusuri lorong sambil menunduk kembali ke lapangan.
Aiba adalah seorang anak atlit renang yg terkenal, tidak heran di sekolah itu dia juga unggul di bidang olahraga, dia unggul di bidang basket. Sedangkan Yunisa adalah seorang putri novelis yg sedang naik daun,,yunisa anak yg pintar di sekolah itu.
Acara pentas seni hari itu diikuti oleh murid2 sekolah elit itu dengan sangat antusias,,apalagi mereka sangat menantikan band yang bahkan sudah ternama di kota itu. Di panggung itu, penonton sangat menanti acara puncak, akhirnya setelah beberapa lama MC pun membawa mereka ke acara yg dinantikan.
“Oke!! Sekarang kita tampilkan Bug Band!!!!”
*sorak sorai penonton*
“Yup! Mula2 lagu yg akan kami persembahkan adalah mars sekolah kita………”,kata Jun sang vokalis sambil menyetel gitar listriknya.
Lagu mars pun dinyanyikan, seluruh murid menyanyikan dengan penuh semangat bahkan ada yg seperti mendengar lagu rock yg sangat asik. Setelah mars selesai, band itu melanjutkan dengan lagu andalan mereka.
Ketika Jun bernyanyi dia menunjuk salah seorang penonton dengan maksud lirik yg dinyanyikan nya adalah untuk penonton itu. Tapi sayangnya lirik : “Kotoba wa iranai yo, Kimi ga saigo no kissu itsumademo” (any word is unneccesary, forever my last kiss will be for you) bukan membuat orang itu senang, tapi dia malah pergi dengan muka yg cemberut, dia adalah kekasih Jun, Nieca. Alhasil Jun panik dibuatnya, dia beberapa kali salah menyanyikan lirik lagu itu.
Penampilan Bug Band hari itu penuh cobaan, dari mic Jun yg terjatuh ke arah penonton sampai penonton itu cedera, gitar Jun yg fals, lirik yg dinyanyikan Jun salah, Jun yg lupa kunci gitar, dan masih banyak lagi yg sepertinya semuanya disebabkan oleh Jun. Personil band yg lain pun sempir berpikir untuk bubar dan meniti karir masing2,,, tapi pikiran itu segera lenyap menyadari mereka masih sebatas band sekolah.
Setelah penampilan Bug Band selesai, Jun segera berlari mencari Nieca ke Kantin. Jun tau bahwa kekasihnya itu akan pergi ke kantin jika sedang kesal. Benar saja, Nieca sedang duduk ditemani 2 mangkuk bubur kacang hijau. Jun berjalan perlahan mendekati Nieca dari belakang, sementara Nieca dengan lahapnya meraup bubur itu ke mulutnya. Jun menarik kursi di sebelah Nieca, ia pun duduk melipat tangan di meja dan memandangi Nieca dengan penuh rasa sayang.
“Nieca chan… “, ucap Jun lembut.
Nieca chan membalas tatapan Jun, mereka berdua terdiam sesaat. Tiba2 Nieca membentak,
“Lu gimana sih udah gw kasih tau!!”
“Ta-ta-ta-tapi gw pan udah nurutin apa yg Nieca chan mau,, mempersembahkan lagu baru Bug Band buat Nieca chan…”, ucap Jun yg wajahnya tiba2 jadi parno.
“Gw maunya gak gituuuuu…, harusnya sebelum nyanyiin lagu itu Jun kun bilangnya,,,’saya akan mempersembahkan sebuah lagu untuk kekasih saya yg tiada duanya di dunia ini’, baru JREEENG, gitu!!!Kalo kayak tadi kan ga ada yg tau kalo lu bener2 sayang ma gw,,,gw pengen semuanya tau kalo gw pacar Jun kun yg paling lu sayang…”, ucap Nieca sewot, dia pun kembali melahap buburnya.
“Yah, sama aja kali, gw kan…”
“BEDA!!”, Nieca menaruh uang di meja untuk buburnya dan pergi meninggalkan Jun di situ.
“Haduuuh,,,gw,,gw,,haaahh…”,Jun menghela nafas, setelah itu dia pun memesan bubur kacang hijau.
Jun, anak dari pasangan selebritis terkenal yg tidak pernah jauh dari gosip, dia seorang vokalis suatu band yg sangat dikagumi orang2. Orang tua Nieca mempunyai restoran Perancis yg terkenal di kota itu, Nieca gemar memasak dan berwisata kuliner..
Suasana di kelas unggulan itu begitu sunyi, semua anak sibuk memecahkan sebuah soal fisika yang diberikan gurunya. Tiba2 sebuah tangan kecil mengacung untuk minta ijin menjawab di depan.
“Ya, Kazunari, silahkan kerjakan di depan!”
Kazunari mengerjakan soal itu begitu cepatnya hingga membuat beberapa murid tidak tahan melihatnya dan minta ijin ke kamar kecil. Tigaperempat papan tulis itu penuh dengan penyelesaian darinya, setelah selesai Kazunari kembali duduk sambil membetulkan letak kacamatanya.
“Ya, bagi yang ingin membetulkan silahkan lihat jawaban Kazunari saja.”,setelah berkata seperti itu, guru tersebut pergi keluar perihal sudah waktunya istirahat (sebenarnya waktu istirahat juga sudah tersita 10menit untuk Kazunari menyelesaikan soal tadi). Setelah melepas kacamatanya, dia mengeluarkan kotak bentonya. Tiba2 ketika suapan pertama itu hendak menjelajahi rongga mulut Kazunari,
“Kazunari!! Cewe lu nih!”
“Oh, tunggu sebentar gw habisin makanan gw dulu, Lele chan!”
Setelah beberapa lama, akhirnya Kazunari keluar menghampiri Lele yg sudah terduduk di lantai menunggu Kazunari.
“Lama banget makan nya!”, ucap Lele kekasihnya itu yg sudah jenuh menunggu. Di tangannya terdapat buku pr matematika dan pensil yg siap gores.
“Maaf Lele chaan,, gw harus habisin makanan gw dulu.”
“Ya udah, langsung ke atap aja kita..”
Kazunari tau, Lele datang untuk dibantu tugas matematikanya. Tau akan menghabiskan waktu lama, maka dia menghabiskan bentonya terlebih dahulu. Setelah sampai di atap Lele segera mengajukan perrtanyaan yang bertubi2. Tapi melihat ekspresi Lele, dia tampak tidak bisa mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh Kazunari.
“Iiiih,, ga ngerti gw…”
“Yg mana?”
“Semua.”
“Loh?”
“Kazu chan kalo ngejelasin ke orang lain bisa ngerti kenapa ke gw engga sih?? Apalagi ke Misoko chan yg sekelas sama gw, gara2 diajarin Kazu chan dia bisa dapet A di ulangan kimia kemaren..kok Kazu chan ngejelasin cewe nya sendiri ga bisa sih??”, protes Lele.
“Coba deh lebih sabar, pasti ngerti..”
“Ah, kayaknya cara ngajar Kazu beda deh, ke cewe lain bisa ke gw engga. Udah deh, mending tanya temen sekelas aja!”, Lele beranjak pergi meninggalkan Kazunari yg masih memegang pensil di atap itu.
“Gw salah lagi, ya??”
Kazunari adalah anak dari pasangan dosen di universitas terkenal di kota itu. Kazunari pun anak terpintar di sekolah itu. Sedangkan Lele adalah anak pengusaha parfum termahal di dunis bisnis internasional. Lele anak pesolek yang modis, dia pun menjadi panutan anak2 perempuan di sekolahnya dalam berpakaian.
Pagi itu pertemuan seluruh murid di aula untuk memberikan penghargaan bagi Sho yg juara lomba melukis internasional. Lukisannya dibeli oleh seorang jutawan dengan harga yg jauh lebih tinggi dari yg tinggi.
“Dengan ini saya serahkan piagam penghargaan kepada Sakurai Sho atas usaha kerasnya.”, sang kepala sekolah menyerahkan tropi dan map kepada Sho.Para murid bertepuk tangan.
“Ya, saya bersyukur kepada Tuhan yg pasti, orang tua, bapak ibu guru, teman2, dan Die chan, yg selalu mendukung saya untuk terus berjuang.”, sambutan dari Sakurai sembari menatap kekasihnya di kursi murid.
Akhirnya pertemuan di aula itu selesai, semua guru menyalami Sho serta berfoto bersamanya. Die telah menunggunya di gerbang aula. Setelah beberapa lama, Sho keluar dengan buket bunga besar di tangan kanannya dan tropi tadi di tangan kirinya.
“Wah,tuan selamat ya..”,sambut Die dengan senyum manisnya.
“Haii, arigatou gozaimasu..Um,,habis ni tuan putri mau kemana nih?? Tuan pemenang mau nraktir ceweknya boleh kan??”, tawar Sho sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah Die, Die membalas tawaran itu dengan memegang tangan Sho.
*Loh?Buket bunganya ditaro mana ya??duh,,,yah pokoknya pegangan tangan aja deh mereka*
“Um,,, Steak?”
“Oke!! Pergi ke mobil…”
Setelah beberapa saat mereka sampai di tempat yang dituju,
“Loh?? Kok Bunny Resto sih??? Ah,,, Sho chan, mau ke Expen Meat Resto ajaaa….”, rengek Die. Sho pun tampak kelabakan dengan restoran rekomendasi Die yang terkenal sangat mahal itu.
“Um,,aduh,,Die chan,,sekarang ini dulu ya… Nanti kapan2 baru ke Expen”, Sho membujuk.
“Aduuh,,,tapi daging di sini tuh murah!! Kalo makan yang ga enak gini mending ga usah deh,,katanya mau nraktir,,lagi banyak uang kan Sho chan???”
“Iya, banyak sih banyak… tapi kayaknya bakalan habis besok buat bayar kreditan motor yang nunggak satu setengah taun,, kreditan rumah yang belum lunas,, SPP, utang ke temen2, utang ke mamah,…”, Sho tampak memotong kata – katanya, tiba2 Die menimpali.
“Oh iya!! Utang ke gw juga kan??!!!”, tuduh Die.
“Sial, dia inget lagi!!”, jerit suara hati Sho,” Gw tuh ada uang musiman sayang, kalo lukisan gw berhasil kejual aja..”, lanjut Sho. Die tampak cemberut dan melipat tangannya.
“Haah,, jadi gimana nih? Makan? “, tanya Sho dengan suara lembut sambil memegang wajah Die dan mengarahkannya ke wajah Sho. Sepertinya hati Die melunak,, Die tersenyum.
“Oke! Kita makan, Cuma jangan di sini. Gw mau di Expen Meat Resto.”
“Hah!? Tapi..”
“Eits!”, cegah Die sambil menaruh telunjuknya di bibir Sho,” Taro aja biaya makan malem ni di catetan utang lu ma gw ya, sayang.. Kan malem spesial ni, dinner nya juga harus spesial dong ngerayain kemenangan Sho chan.”, Die tersenyum menang.
“Hahhhh…”, Sho menghela nafas,” Ya udah deh,,”, lalu Sho menginjak gas mobil dan pergi ke tempat yang dimaksud.
Sho seorang seniman yang terkenal, juga seorang peng-utang yang terkenal di sekolah itu. Meskipun orang tua Sho hanya bekerja di pabrik cat lukis sebagai tukang bungkusnya, Sho bisa bersekolah di Sakura High School, itu berkat usaha Sho sendiri dengan menjual lukisannya. Die kekasihnya adalah anak dari kepala sekolah Sakura High School, Die mau menjadi kekasih Sho bukan karena materi sebenarnya, tapi karena Die benar2 sayang pada Sho. Tapi sifat matre Die tidak bisa ditutupi ketika Sho mendapatkan banyak uang.
Chapt 2#
Dance Competition
Di atap sekolah itu, seperti biasa Ohno, Nino, Jun, Sho dan Aiba berkumpul saat istirahat.
“Haduh,,ahir2 ni pinggang gw ngilu2 gitu napa ya??”, ucap Sho sambil menepuk nepuk pinggangnya.
“Hhahaha, lu kerajinan jadi sopir Die chan kali…”, kata Nino.
“Enak aja! Mobil jg mobil gw, kok gw dibilang sopir dia..”, bantah Sho.
“Ah,, gitu2 juga kalo Die chan udah berkata lu nurut juga. ‘ Sho chan, Mall!’ ‘Sho chan, pulang!’ “, ucap Nino sambil meniru gaya Die.
“Gw kalo ngomong ga gitu2 amat ya…..”, ucap Die sambil bertolak pinggang yang ternyata ada di belakang mereka dari tadi, Sakumo, Lele, Yunisa dan Nieca ada di belakangnya. Nino kaget lalu menunduk berpura pura mengerjakan soal dengan wajah ketakutan.
“Oh! Ada apa, Die chan??”, tanya Jun.
“Ini nih, gw dapet brosur ini tadi pagi,,kita para cewek udah diskusiin ini dan hasil diskusinya……………… kita semua harus ikut!!!”, kata Die sambil tersenyum menatap teman2nya. Jun mengambil brosur itu. Di sana tertulis kompetisi dansa yang diadakan oleh sekolah 2 minggu lagi, dan bagi pemenangnya akan menjadi ratu dan raja dansa sampai kompetisi selanjutnya.
“Oh, itu… gw jadi yg ngedekor panggung tuh,, jadi gw…”, Ohno menatap Sakumo yang memelototinya,”Gw… gw tentu aja ikut kompetisi ntu habis selesai ngedekor!!!! hhhahaha..ha………..”, Ohno tertawa miris.
“Oke! Kita latian masing2, nanti kita tanding ya temen2….”, kata Nieca senang.
Mulai hari itu, mereka semua mulai giat berlatih. Sho dan Die sedang latihan di aula, ketika sedang berlatih Sho baru teringat akan pinggangnya. Sakitnya makin menjadi ketika dia melakukan step dansa yang harus mengangkat Die tinggi2,
“Aaa!!!”, Sho menurunkan Die lalu memegang pinggangnya sambil meringis,,
“Kenapa?”, tanya Die.
“Pinggang,, pinggang,,,pinggaaaaanggg!!”, Sho tidak sanggup berkata kata.
“Kenapa pinggang lu??”,tanya Die merangkul Sho, khawatir.
“Ga tau nih, ahir2 ni ngilu2 gitu…”, Sho tetap meringis.
“Hah?! Waduh,,, ya udah,, nanti gw bilang ke nenek, dia ahli pijet tuh, lu harus rutin pijet ya,,dan harus udah sehat seminggu sebelum kompetisi…”
“Areeee???!!!! Kalo belom sembuh??”
“Pokoknya harus,, gw yakin kok nenek bisa nyembuhin lu bahkan hanya dalam 3 hari…”
Sho khawatir model pengobatan apa yg diberikan oleh nenek Die, dalam pikiran, Sho dia sudah membayangkan berbagai macam penindasan terhadap dia dalam penyembuhan pinggangnya.
“Oke??!!!”, tanya Die yang unsurnya memaksa.
“Ya,ya,,,,ya dicoba deh…”, Sho tidak sanggup menolak Die yang sudah memegang kuat pergelangan tangan Sho, Sho takut cewek melemparnya jika Sho menolak permintaan Die. Sho pun berencana akan pergi ke kuil sebelum ke rumah Die, meminta perlindungan agar nyawanya selamat selama penyembuhan.
“ Ya udah, ke rumah yuk!”, ajak Die.
“Die chan,, sebelumnya gw minta maaf ya kalo ada salah….”, ucap Sho lunglai, lalu pergi mendahului Die yang heran akan kata2 Sho.
“Haa??”
Sementara, di taman belakang sekolah, tampak Ohno dan Sakumo juga sedang berlatih. Mereka tampak serius. Serius. Serius. Serius.
“Auww!!”
“AAAAA!!! Gomen Saku chan, gw salah step lagi!!!”, teriak Ohno yang tidak sengaja telah menginjak kaki Sakumo.
“Aduh,,,kalo gini caranya, jadi pesimis ikut kompetisi nih…..”, terdengar suara Sakumo parau,,ia terduduk di rerumputan dan menunduk. Ohno merasa bersalah, ia pun duduk di depan Sakumo.
“Segitu pengen nya ya ikut kompetisi ini?”, tanya Ohno lembut. Sakumo mengangguk pelan. Ohno pun tampak berpikir sejenak, lalu ia meraih tangan Sakumo.
“Maaf ya, Sayang. Coba lagi yuk!! Gw coba apalin lagi stepnya…”, kata Ohno sambil mengangkat Sakumo berdiri.
Ohno menaruh tangan kiri Sakumo di pundaknya lalu menaruh tangan kanannya ke pinggang Sakumo, tangan kiri Ohno pun meraih tangan kanan Sakumo dan mereka mulai latihan lagi dari awal.
“Habis ini, tatap lawan dansa masing2…Saku chan??”, Ohno melihat Sakumo tetap menunduk daritadi. Tangan kiri Ohno pun memegang dagu Sakumo dan mengangkat wajahnya. Tampak mata Sakumo berkaca – kaca, Ohno pun menghapus air mata Sakumo di ujung matanya lalu memegang tangan Sakumo lagi.
“Waratte…”, ucap Ohno sambil tersenyum kepada Sakumo. Sakumo tampak malu2, lalu akhirnya pun ia tersenyum.
“Naah,,, sip! Ayo kita mulai lagi!!”, Ohno semangat 45.
“Habis ini lu harus beliin gw plester yang banyak loh…”, Sakumo tampak merujuk.
“Hah? Buat?”, Ohno heran.
“Lu ga tau apa, berapa luka yang udah lu buat ke jari2 kaki gw yang udah lu injek??!!”, Sakumo tampak marah.
“AA!! Gomen… Iya2, ntar gw beliin…”
Keesokan harinya, Ohno dkk sudah berkumpul di atap pada jam istirahat seperti biasa. Mereka tampak kelelahan seperti telah melewati medan perang.
“Gimana latian kalian??”, tanya Jun memecah suasana yang tadinya sungguh suram.
“Gw malah dapet pijet dulu sebelom latian, gw kira bakal gimana taunya enak juga,,hhhahaha..”, ucap Sho yang salah perkiraan tentang pengobatan pinggangnya.
“Kanan,,, kanan,,depan,,,kanan,,kiri,,,belakang,,kiri,,kiri,,”, Ohno tampak sedang frustasi menghapalkan step dansanya. Teman2 nya tampak miris melihat Ohno seperti itu. Akhirnya mereka mengobrol sendiri takut mengganggu Ohno yang sedang menghapalkan step.
“Gw juga mikirnya bakal gampang, tapi step dansa yang dikasih Yunisa susah banget,,jadi gw rekomendasiin dansa cha cha aja yang gw tau,,setelah ngebujuk dia ampe gw babak belur, untung dia mau juga..fuuh…”, keluh Aiba.
“Lu masih mending ada yg step dansa yg tau,,gw blank banget soal dansa!! Yang gw tau megang mic ma nyanyi. Untung Nieca mau sabar ngelatih gw yang Cuma bisa nge genjreng gitar ni…”, curhat Jun.
“Tumben dia sabar ngelatih lu, Jun.. Kalo Lele chan ma gw kolaborasi gerakan, jadi dia ada gerakan apa ma gw di klop-in gitu..”, ucap Nino yg tidak mau kalah.
“Wah,,ga sabar nih pas kompetisi,,jadi antusias juga gara2 Yunisa..”, ucap Aiba.
“Iya2, gw juga jadi semangat ngikutin ni kompetisi..”, Nino berkata sambil mengepalkan tangannya dan meninju ke udara.
“AAAAAAAAAAAAA???!!!!!!!!!!!!!!! Yabai!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Habis kanan apaan nih???!!!!! AAARGHH!!!!!!”, Ohno berteriak teriak sambil berguling guling memegang kepalanya. Teman temannya otomatis kaget, mereka menjauh parno melihat Ohno yang seperti orang kesurupan itu.
“Sabar sabar Ohno san,,, kiri kali kiri..”, kata Jun mencoba membantu yang padahal ga tau apa2 soal step dansa Ohno dengan Sakumo.
“Bukaaaan….. tadi udah kirinya…!!!! Haaah!!! Yabai!!!! Yabaaaaiii!!! Kalo gw lupa ntar Sakumo nangis lagi, ntar Sakumo Keinjek lagi ma gw, ntar gw beli plester mahal lagi, ntar jari kaki Sakumo satu2 luka gara2 gw!!! Ntar,,ntar,,,”, Ohno masih seperti orang gila.
“Kayaknya ada satu orang yang harus terapi nih…”, kata Sho dengan tatapan iba melihat Ohno.
“Coba dipraktekin, jangan Cuma diapalin aja…”, usul Jun.
“Hah??!! Bener2..”, Ohno kembali waras.
“Ya udah,, ayo coba…anggep gw Saku chan ya??”, tawar Aiba. Setelah mencoba, Ohno tampak mengerutkan dahinya.
“Nande, Ohno san?”, tanya Aiba.
“Terlalu…terlalu tinggi,, ga nge-feel jadinya…gomen na Aiba chan..”, kata Ohno.
“Yaaaah,,, masalah ini doang…”, teman2 nya menimpali..
“Kalo gw gimana?”, tawar Nino. Ohno menatap Nino, lalu ohno pergi ke hadapan Nino dan sujud mengulurkan tangan kanan nya.
“Let’s dance,,”, tawar Ohno sambil menyunggingkan senyum.
“Gyaaaaaahhh………..”, teman2nya tidak sanggup melihat hal yang kimochi warui itu.
Syukurlah, dengan dibantu Nino, Ohno bisa mengingat step dansanya, dengan Nino saja bisa, Ohno yakin apalagi dengan Sakumo.
Akhirnya tibalah hari kompetisi, ternyata banyak murid yang mengikuti kompetisi ini. Mereka semua menampilkan tarian mereka yang terbaik. Tidak terkecuali mereka berlima. Syukur pula Sho sudah sembuh dari sakit pinggangnya, sehingga ia tampil begitu sempurna dengan Die di sisinya. Meski begitu pada akhirnya, tidak ada satu pun dari mereka berlima yang memenangkan kompetisi itu.
“Yah, ga papa, udah bersyukur kalian semua mau nurutin kita ikut kompetisi ini, untuk semua usaha kalian pas latihan, makasih ya…”, kata Nieca sambil menundukkan kepala.
“Makasih..”, diikuti oleh teman2 Nieca.
“Oh, makasih juga ya mau ngajarin kita step dansa dengan sabar sampe kita masing2 bisa…”, kata Jun mewakili teman2nya, ia pun menundukkan kepala diikuti teman2nya.
“Oke!!! Untuk ngerayain nya, kita makan steak ditraktir Sho chaaaann…”, teriak Die.
“Yeayy!!!!”, sorak mereka semua.
“Hah??!! Ngerayain apaan,, kita menang aja engga,,”, bantah Sho.
“Emang harus menang ya,, kita ngerayain kerja keras kita selama 2 minggu… lagian lukisan lu ada yang baru kejual kan kemaren??”, tuduh Die.
“Bunny Resto??”, tawar Sho.
“Lagi???”
source
3 comments:
unis,,,,
kamu beli baju buat perpisahan dimana? :>
y ampn...
romantis bgt t cerita!!!
@rara: dulu aku beli pas kickfes *kayaknya salah tulisan deh wkwk* . ga nyangka jg bisa berguna buat perpisahan wkwk..
@bintang: arigato bin chan..
wkwk..bagus kan? hhe
Post a Comment